n Bantuan Pemko Tanjungpinang kepada Siswa Tak Mampu
TG. PINANG, (Kepri Pos),-
Anggun, tamatan sebuah SMP swasta di Kota Tanjungpinang tahun 2006 lalu, sempat saban hari menangis. Sang ayah—karyawan sebuah pabrik pembuatan batu bata di Kelurahan Batu 9—telah di-PHK. Dampaknya, Anggun “dilarang” sekolah oleh orangtuanya.
Niat Anggun yang menggebu untuk melanjutkan ke SLTA, harus kandas lantaran sang ayah tak sanggup menguras biaya. Sementara sang kakak, Sumarsono, telah pun mengikuti jejak sang adik untuk berhenti di kelas III SLTP.
Anggun dan Sumarsono setidaknya masih bisa terus sekolah, bila sang ayah tanggap dan berkeinginan kuat untuk menyekolahkan anaknya. Beragam beasiswa bagi siswa tak mampu, maupun kucuran bantuan dari pemerintah daerah, siap menalangi. Toh, pemerintah daerah juga tengah “berjuang keras” menuntaskan program wajib belajar 9 tahun di daerahnya.
Apalagi, pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang, pada tahun pelajaran 2006/2007 ini pun bakal “membagi-bagikan” bantuan bagi siswa tak mampu. Seperti pada tahun lalu, bantuan ini khusus diberikan kepada siswa baru.
Namun, bila pada tahun lalu informasi beasiswa ini disebarkan hingga ke RT, kali ini cukup pihak sekolah yang melampirkan data-datanya. Pasalnya, pada tahun lalu, prosedur pelaporan hampir menyebabkan tumpah tindih pendataan lantaran manajemen pendataan yang kurang efektif.
Dan akhirnya, dari jumlah siswa tak mampu yang membludak hingga mencapai angka 1.600 orang, hanya sekitar 795 anak yang akhirnya dibantu. Di antaranya, siswa SD 260 orang, siswa SLTP 360 orang, siswa SMA 101 orang, dan siswa SMK 74 orang.
Sama seperti tahun lalu, bantuan beasiswa dari Pemko ini adalah untuk membiayai keperluan pendaftaran siswa baru (PSB), di luar keperluan yang dibiayai dana BOS. Seperti, seragam sekolah, iuran bulanan (bila ada), dan lainnya (lihat tabel).
Namun, besarnya bantuan pada tahun pelajaran ini ada peningkatkan. Berdasarkan kesepakatan para kepala sekolah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Tanjungpinang, setiap siswa baru yang terdata akan dibantu sedikit lebih besar dibanding tahun lalu (lihat tabel). “Tapi, bantuan ini tidak termasuk untuk uang pembangunan,” tegas Hasanuddin, Kabid Program, Disdikpora Kota Tanjungpinang, kepada Kepri Pos.
Terkait jumlah kuota, Hasanuddin menegaskan, sesuai harapan walikota, kalau bisa semua anak yang tak mampu bisa didata. “Walikota berharap, khusus siswa SD dan SMP, jumlahnya tak dibatasi, karena berhubungan dengan penuntasan wajib belajar,” katanya.
Persoalan anggaran tak jadi masalah. Konon berapapun anggaran yang diperlukan untuk membantu anak-anak tak mampu ini, Pemko Tanjungpinang siap mengalokasikan. Lebih-lebih dalam APBD TA 2006 Perubahan. “Tapi, walikota sudah menyampaikan, kalau bisa anak-anak tak mampu yang didata adalah dari keluarga yang pada waktu lalu menerima bantuan tunai langsung (BTL),” imbuh Hasanuddin.
Bantuan dari Pemko ini, pada tahun lalu, sempat pula menimbulkan keresahan sejumlah kepala sekolah. Pasalnya, sudah hampir mendekati akhir tahun, bantuan dari Pemko itu tak kunjung dikucurkan.
“Sekarang, bila data sudah masuk semua, segera dilaporkan ke walikota. Pemko memang siap mengucurkan kalau semua data sudah masuk,” tukas Hasanuddin seraya menambahkan data-data ini sudah harus terkumpul paling lambat akhir Agustus. n roel@03